RSS

Jumat, 10 Agustus 2012

Sebuah Keluarga

Seorang suami shaleh sangat dibenci oleh istrinya, dirinya merasa tdk diperhatikan karena suaminya banyak bekerja di luar, suatu saat ia menyuguhkan kopi pahit tdk pake gula. Kopi di minum suami tanpa curiga, diteguknya sampai habis.. ahh, makasih mah ini kopi luar biasa nikmatnya….
Si Istri merasa aneh, lalu ia suguhkan nasi basi plus air mentah buat suaminya di meja.Sang suami langsung makan tanpa curiga, ia habiskan nasi basi itu dlm perutnya, ia pun minum air mentah itu sampai habis pada tetesan terakhir.. glk..glk... Alhamdulillah trima kasih istriku, nikmat sekali makandan minum ini..
 **
Hmm si Istri makin pnasaran, ia mnyediakan air mandi buat suaminya dgn air panas yg tdk dicampur dgn air dingin. Sang suami langsung mandi tanpa curiga..ia mandi dgn smangat… stelah slesai ia keluar dgn skujur tubuhnya merah disertai te2san darah krena saking panasnya juga karena gesekan handuk … tapi ia malah ucapkan terima kasih, Alhammdulillah.. trima kasih istriku tercinta…
 ***
Sang Istri makin heran,krena pnasaran ia brtanya kpd suaminya,knapa ia lakukan semua itu? Suami mnjawab dgn lembut sambil trsenyum..”istriku trsayang,aku sngaja lakukan itu, ksalahanku kpdmu yg besar ini tdk sebanding dengan pahitnya kopi, basinya nasi & pedihnya tubuh ini oleh air panas… Bahkan jika kau beri aku minuman racun pun, aku pasti meminumnya…
 ****
Sang Istri makin penasaran, “kenapa wahai suamiku?? Sang suami pun menjawab dgn tetap lembut..”aku husnudzon kepada Alloh melalui engkau.. semoga sikap pasrahku ini bisa menebus dosa2 ku kepada Alloh, juga kepadamu…. harapku hanya satu, smoga kau mmaafkan aku… Sang istri baru sadar.. air matanya mnetes, sambil berkata,... "oh kasihku, engkau saya maafkan… sambil terus mengobati luka suaminya..
 *****
Sang istri brtanya lagi, “suamiku sayang,emangnya apa yg telah kulakukn untukmu?”Suami menjawab:“Istriku sayang, tdk kah kau mrasa,slama ini kau urus aku,kasih makan aku,kau cuci sluruh pakainku yg kotor&bau,kau urus segala kebutuhnku, kau urus anak2ku, pendidikannya, kau jaga harta kita, serta masih banyak beban berat kau lakakun dgn ikhlas, Tahukah kau, beban & amal shalehmu jauh lebih besar daripada apa yg telah ku lakukan untuk Alloh…”
 ******
Wahai istriku yg aku sayangi, percayalah padaku…bahwa pekerjaan mengurus anak, mengurus suami, mngelola rumah & harta ketika suami bekerja adalah begitu mulia dihadapan Alloh… jangan kau cari pekerjaan lain selain pekerjaan di rumah, karena anak2, rumah & isisnya adalah tnggung jawab yg besar.. biarkanlah aku bekerja di luar…dan mari kita berbuat sesuatu hanya untuk TAKWA kepada Alloh..”
 *******
Beban & pekerjaan suami dengan istri adalah berbeda fitrahnya...mari kita sama2 mengkaji bagaimana fitrah suami & fitrah istri, karena sesuatu yg tdk fitrah dirasa maupun tdk dirasa akan banyak penyimpangan.. marlah kita sama2 kembali ke fitrah..gunakanlah akal, jangan cuma perasaan, karena perasaan itu banyak menipu.. wallohu alam.

cerita hikmah ini saya angkat dari internet dan saya kemas lagi.. mudah2an bisa kita petik manfaat dan hikmahnya...

Kamis, 09 Agustus 2012

Suami shaleh

Kriteria suami yang shaleh adalah suami yang selalu berusaha melaksanakan seluruh kewajiban secara baik dan bertanggung jawab. Apabila Anda bisa melaksanakan kewajiban-kewajiban berikut, Insya Allah Anda akan menjadi suami yang shaleh. Adapun kewajiban-kewajiban tersebut adalah,
  1. Memberikan nafkah lahir berupa sandang, pangan, dan papan sesuai kemampuan,
  2. sebagaimana firman Allah swt., “Dan kewajiban ayah (suami) memberi makan dan pakaian kepada para ibu (isteri) dengan cara yang baik.” (Q.S. Al-Baqarah: 233) “Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka.” (Q.S. Ath-Thalaaq 65: 6)
  3. Memberikan nafkah batin
  4. Salah satu kebutuhan manusia adalah terpenuhinya hasrat biologis. Hubungan biologis akan menjadi perekat pernikahan apabila dilakukan atas dasar saling membutuhkan dan dilakukan dengan cinta. Allah swt. menetapkan bahwa suami berkewajiban memenuhi nafkah batin isteri. “Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanam itu bagaimana saja kamu kehendaki.” (Q.S. Al Baqarah: 223) Ayat ini sifatnya perumpamaan, Allah swt. mengumpamakan istri bagaikan kebun tempat bercocok tanam sementara suami diumpamakan sebagai orang yang akan menanam benih, maka datangilah tempat bercocok tanam itu bagaimana saja kamu kehendaki. Ayat ini menegaskan bahwa dalam melakukan hubungan intim, gaya apapun boleh dilakukan asal keduanya (suami-isteri) merasa nyaman. Yang dilarang hanya satu, yaitu tidak boleh melakukan hubungan intim lewat dubur sebagaimana disebutkan dalam riwayat Ahmad dan Ash Habus-Sunan dari Abu Hurairah. “Terlaknatlah laki-laki yang mendatangi perempuan pada duburnya.”
  5. Memberi Bimbingan pada Keluarga
  6. Suami mempunyai status sebagai pemimpin dalam keluarga, karenanya ia berkewajiban memberi nafkah lahir, batin, dan memberi bimbingan agama kepada istri dan anaknya. “Kaum laki-laki (suami) itu adalah pemimpin bagi kaum wanita (istri), oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (suami) atas sebagian yang lain (istri), dan karena mereka (suami) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (Q.S. An-Nisaa 4: 34) “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” (Q.S.Thaahaa: 132)
  7. Memperlakukan istri secara baik dan menjaga perasaannya
    Rasulullah saw. menilai bahwa suami yang terbaik baik adalah yang paling baik pada istrinya “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaqnya, dan sebaik-baik kamu adalah yang paling baik kepada istrimu.” (H.R. Tirmidzi) “...dan bergaullah dengan mereka secara baik...” (Q.S. An-Nisaa :19) “Hendaklah kamu (suami) memberi makan istri apabila engkau makan, dan engkau beri pakaian kepadanya bila engkau berpakaian, dan jangan engkau pukul mukanya, dan jangan engkau jelekkan dia, dan jangan engkau jauhi melainkan di dalam rumah.” (H.R. Ahmad, Abu Daud, Nasa'i, dan yang lainnya)

Apabila empat kewajiban ini Anda kerjakan dengan sebaik-baiknya, insya Allah Anda akan menjadi suami yang ideal bagi istri dan menjadi ayah yang jadi kebanggaan anak-anaknya. Semoga! Wallahu A'lam.

sumber :Ust. Aam Amirudin (pimpinan yayasan percikan iman, Bandung)

Rabu, 01 Agustus 2012

Tuhan sampaikan rinduku
satukan aku dalam sujudku
tuhan dengarlah munajatku
satukan aku dalam doa ku
 
(Alhamdulillah Blogq bisa kubuka lg, hehe..)